Mengendalikan Inflasi di Batam Melalui Kolaborasi Efektif dan Inovasi Terarah
Opini : Roynardo
Mahasiswa Akuntansi Syariah, STEBI Batam
Pengendalian inflasi menjadi tantangan serius bagi setiap pemerintah daerah di Indonesia, termasuk Kota Batam yang baru-baru ini meraih apresiasi atas kinerja TPID-nya dalam rapat koordinasi nasional. Meskipun prestasi ini patut diapresiasi, kenyataannya tingkat inflasi Kota Batam pada bulan Mei 2024 mencapai 3,90 persen (y-on-y), yang menunjukkan masih ada tantangan yang harus diatasi.
Tantangan utama yang dihadapi Kota Batam dalam mengendalikan inflasi meliputi yang pertama Ketergantungan pada impor. Kota Batam sebagai daerah yang padat industri cenderung bergantung pada impor bahan baku dan barang jadi. Fluktuasi nilai tukar mata uang dan kenaikan harga global dapat langsung mempengaruhi inflasi di daerah ini.
Lalu keterbatasan pasokan akibat cuaca ekstrem. Seperti yang disebutkan, inflasi pada Mei 2024 terdorong oleh kenaikan harga komoditas tertentu karena pasokan yang terbatas akibat cuaca ekstrem. Hal ini menunjukkan perlunya strategi ketahanan pangan yang lebih kuat untuk mengurangi dampak dari faktor-faktor eksternal seperti perubahan iklim.
Berikutnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Meskipun kerjasama yang lebih baik antara pemerintah pusat dan daerah telah diakui sebagai kunci pengendalian inflasi, implementasinya masih perlu lebih diperkuat untuk menangani masalah inflasi secara lebih efektif.
Untuk mengatasi tantangan ini, perlu adanya solusi yang terintegrasi dan berbasis bukti. Berikut beberapa rekomendasi yang dapat dipertimbangkan oleh Pemerintah Kota Batam:
Diantaranya meningkatkan ketahanan pangan lokal. Salah satu langkah krusial dalam mengurangi inflasi adalah dengan meningkatkan ketahanan pangan lokal. Hal ini dapat dicapai melalui pendorong diversifikasi tanaman dan teknik pertanian yang berkelanjutan untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu yang rentan terhadap perubahan cuaca. Investasi dalam infrastruktur seperti irigasi modern dan sistem penyimpanan hasil pertanian untuk memastikan pasokan yang stabil sepanjang tahun. Juga penerapan teknologi pertanian canggih seperti hidroponik atau sistem tanaman vertikal untuk meningkatkan produktivitas dalam ruang terbatas. Sumber teori untuk pendekatan ini dapat ditemukan dalam teori ketahanan pangan yang menekankan pentingnya diversifikasi sumber pangan dan adaptasi terhadap perubahan iklim untuk mencapai stabilitas harga pangan.
Berikutnya penguatan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Koordinasi yang lebih baik antara pemerintah pusat dan daerah dapat diwujudkan melalui forum koordinasi antar lembaga terkait di tingkat nasional dan regional untuk memastikan perencanaan strategis yang terkoordinasi. Penggunaan teknologi informasi untuk memfasilitasi pertukaran data secara cepat dan akurat antara pemerintah pusat dan daerah terkait inflasi dan faktor-faktor pengendaliannya. Teori koordinasi dalam manajemen administrasi publik menyoroti pentingnya komunikasi yang efektif dan pembagian peran yang jelas antara unit-unit administratif dalam mencapai tujuan bersama.
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mengurangi tekanan inflasi, Pemerintah Kota Batam perlu memperkuat infrastruktur dan fasilitas di KEK untuk menarik investasi dan mengurangi biaya produksi. Juga mendorong perkembangan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi lokal melalui insentif pajak, akses keuangan, dan pelatihan keterampilan. Teori investasi ekonomi regional menunjukkan bahwa penguatan sektor ekonomi lokal melalui investasi yang tepat dapat meningkatkan daya saing wilayah dan mengurangi ketergantungan pada impor, yang pada gilirannya dapat mengendalikan inflasi.
Kesimpulannya adalah mengendalikan inflasi di Batam bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan, bukanlah hal yang tidak mungkin. Kolaborasi yang erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat merupakan kunci utama keberhasilan. Melalui pengembangan ketahanan pangan, penguatan koordinasi, dan stimulasi ekonomi lokal, Kota Batam dapat mencapai inflasi yang lebih stabil dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.