Ekspor Furnitur 2008 Diproyeksikan Tumbuh 10%
Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahjono mengatakan ekspor furnitur pada 2008 masih dapat tumbuh hingga 10 % meski pasar tradisional seperti Amerika Serikat (AS) mengalami resesi dan mempengaruhi pasar utama lainnya.
"Ekspor furnitur selama September 2007 - September 2008 meningkat 13,5 % padahal 2005 - 2006 peningkatan ekspornya hanya satu persen. Hingga Desember nanti saya yakin bisa meningkat 10 %," katanya di Jakarta, Kamis.
Ambar mengungkapkan nilai ekspor furnitur selama September 2006 -September 2007 mencapai US$1,85 miliar.
Terkait resesi ekonomi di AS, Ambar mengatakan para eksportir furnitur telah bersiap untuk mengalihkan pasarnya ke negara-negara lain yang tidak terpengaruh resesi AS.
Oleh karena itu, pada 7-11 Maret 2008, Asmindo menggelar International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2008 dan mendatangkan pembeli dari Eropa Timur, Timur Tengah serta Amerika Selatan sebagai negara tujuan baru ekspor furnitur.
Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN), Bachrul Chairi mengatakan pengalihan pasar ekspor memang perlu mengingat pertumbuhan ekspor ke AS dan Uni Eropa akan tertahan.
"Pasar utama kita memang AS, karena ada krisis kredit perumahan di sana maka memang akan tertahan pertumbuhannya. Kita memang harus diversifikasi pasar ke negara yang paling sedikit terpengaruh resesi di AS," katanya.
Selama ini, ekspor ke AS menyumbang porsi terbesar dalam kinerja ekspor Indonesia. Pada 2006, ekspor berbagai produk Indonesia ke AS mencapai 30 % dari nilai total ekspor Indonesia.
Sedangkan Jerman, Inggris dan Perancis masing-masing menyumbang sekitar 6-7 % dari total ekspor Indonesia. (Kapanlagi.com/rsd)