UI Ciptakan Program Identifikasi Batik
Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menciptakan program yang disebut Batik Recognizer untuk mengidentifikasi batik melalui perangkat telepon genggam yang dilengkapi dengan kamera.
Program ini merupakan salah satu kontribusi UI dalam penciptaan karya-karya ilmiah dan produk penelitian yang mampu melestarikan produk budaya bangsa, kata Deputi Direktur Kantor Komunikasi UI Devie Rahmawatie dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Bogor, Jumat.
Terkait dengan pelestarian budaya termasuk batik, UI sebagai entitas intelektual memberikan kontribusi dalam hal penciptaan karya-karya ilmiah dan produk penelitian yang mampu melestarikan produk budaya tersebut serta mendorong terciptanya nilai tambah dan keuntungan ekonomis bagi masyarakat dan negara, katanya.
Progam Batik Recognizer ini berfungsi untuk mengidentifikasikan batik melalui perangkat telepon genggam.
Sebagai ilustrasi, tambahnya, bila seorang wisatawan tiba di bandara lalu dengan telepon genggam yang dimilikinya wisatawan tersebut mengambil gambar desain batik yang dikenakan warga. Hasil foto tersebut akan disinkronisasikan dengan program Batik Recognizer yang akan memberikan informasi berupa nama batik, asal daerah batik, harga batik, toko yang menjualnya, dan sebagainya.
Dua mahasiswa penemu program tersebut, Ario Santoso dan Eliza Margaretha, menciptakan program tersebut setelah melakukan penelitian selama delapan bulan.
Sementara itu, bertepatan dengan dikukuhkannya batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia (world heritages) pada 2 Oktober oleh UNESCO di Prancis, seluruh sivitas akademika UI yang berjumlah 47.572 orang diimbau untuk mengenakan batik sebagai wujud apresiasi pada peristiwa yang membanggakan Indonesia.
Imbauan ini disosialisasikan melalui media poster, surat edaran, email, dan media lainnya. (kpl/roc/Kapanlagi.com)