Kenaikan Harga BBM Tidak Masuk Akal
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi yang diumumkan Presiden Jokowi tadi malam adalah kebijakan yang menyengsarakan rakyat.
Kenaikan harga BBM pasti diikuti oleh inflasi. Berdasarkan kalkulasi Bank Indonesia, setiap kenaikan BBM Rp 1.000 akan meningkatkan inflasi 1,3 persen. Jika saat ini BBM dinaikkan Rp 2.000, maka akan terjadi kenaikan inflasi 2,9 persen. Maka otomatis kemiskinan meningkat.
"Setiap kenaikan harga BBM pasti akan diikuti kenaikan jumlah masyarakat miskin. Sebab garis kemiskinan dibentuk oleh komoditas kebutuhan pokok," ujar Fadli dalam keterangannya kepada RMOL, Selasa (18/11).
Kenaikan harga BBM juga akan menggerus daya beli masyarakat akibat kenaikan harga pangan dan transportasi. Sebelum BBM naik, harga harga barang sudah tinggi. Apalagi sekarang setelah kenaikan harga BBM. Disisi lain, tidak serta merta seluruh pendapatan rakyat Indonesia juga dinaikkan.
Ketua Umum DPP Partai Gerindra menjelaskan, harga minyak dunia saat ini sedang turun. Sekitar 75-77 dolar AS perbarel. Harga patokan APBN 105 dolar AS perbarel. Di beberapa negara seperti Malaysia, harga BBM juga turun. Sehingga, sangat tidak masuk akal jika Jokowi menaikkan harga BBM.
"Menaikkan harga BBM bukti bahwa pemerintah mencari jalan pintas dalam mengelola negara," terang Fadli.
Ia menambahkan, banyak cara lain untuk mensejahterakan rakyat tanpa mengurangi subsidi BBM. Misalnya dengan memperbaharui kontrak karya dengan perusahaan asing, pengembangan energi alternatif secara serius, dan melakukan aktifitas penambangan migas di wilayah timur Indonesia yang selama ini belum maksimal. [rus/RMOL]