Managemen STIKES Widya Dinilai Amburadul

Diterbitkan oleh pada Selasa, 13 Januari 2015 19:37 WIB dengan kategori Karimun dan sudah 2.040 kali ditampilkan

KARIMUN - Inspeksi mendadak yang digelar Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Karimun ke Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Widya membuahkan hasil. Kondisi manageman di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Widya di Kelurahan Sungai Raya Kecamatan Meral ternyata sangat amburadul.

 

Sidak yang digelar pada Selasa pagi (13/1) disambut langsung oleh Koordinatir STIKES Widya, Mona diruang kerjanya. Ketua Komisi I DPRD Karimun, HM.Taufiq selaku ketua rombongan dalam sidak tersebut menjelaskan, kedatangannya ke satu-satunya perguruan tinggi berbasis ilmu kesehatan itu di Kabupaten Karimun ternyata tersiar kabar ada kejanggalan dan para orang tua mahasiswa mengeluhkan hal tersebut kepada wakil rakyat yang berkantor di Kecamatan Tebing itu.

 

"Jadi ada laporan dari para orang tua yang anaknya kuliah di STIKES Widya. Makanya kami kesini ingin melihat langsung apa sebenarnya yang terjadi. Pada intinya kami DPRD Karimun mendukung pendidikan apa lagi di Karimun ini ada STIKES sehingga anak-anak kita tidak perlu lagi kuliah jauh-jauh keluar daerah. Hanya saja jang melanggar aturan main dan ini yang harus kita benahi. Termasuk administrasi, tenaga pendidik dan banyak lagi," kata politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

 

Menurutnya, Komisi I masih menunggu respon dari pihak yayasan dan akan membahas berbagai persoalan dalam temuannya selama sidak ke STIKES Widya. "Kalau sanksi saya pikir tunggu hasil dari pertemuan kita dengan pihak yayasan. Yang jelas kalau SMK seperti yang disampaikan Kepsek bahwa sudah tidak ada masalah dan izinnya sudah keluar. Sedangkan STIKES ini yang kita belum tahu. Nanti saya kabari kalau pihak yayasan sudah bersedia menemui kami," ujar Taufiq.

 

Anggota Komisi I DPRD Karimun lainnya Nyimas Novi Ujiani turut menyampaikan keluhan warga yang banyak diterimanya terkait kondisi dan manageman STIKES Widya di Karimun. "Memang kebanyakan anak-anak kita di Kecamatan Meral banyak yang kuliah disini dan kebetulan saya juga berdomisili di Parit Benut Kecamatan Meral sehingga saya tahu apa saja yang terjadi berdasarkan laporan anak-anak kita. Bahkan mereka sudah mengancam bakal melaksanakan aksi demonstrasi tapi saya tahan. Biar saya cari informasi terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Jadi saya peringatkan kepada ibu (Koordinator STIKES WIdya-red) tolong jangan sampai anak-anak kita disni dijdikan bahan eksperimen atau percobaan," kata Novi.

 

Ia juga mempertanyakan kenapa banyaknya mahasiswa yang tidak betah kuliah di STIKES Widya, yang semula mencapai puluhan orang namun kini hanya tinggal belasan mahasiswa. Persoalan kemudian kata Novi semakin pelik ketika para mahasiswa telah mengikuti ujian tapi nilainya tidak keluar. 

 

Sedangkan manageman mengaku harus melunasi segala macam biaya yang dibebankan kepada mahasiswa baru nilai keluar. Namun setelah dilunasi nilai tak kunjung keluar. Belum lagi persoalan seragam mahasiswa yang diberikan hanya satu setel. Padahal sudah lunas pembayaran dan setiap hari yang dipakai hanya seragam putih-putih seperti perawat.

 

Tidak hanya itu, Novi juga menyesali sikap manageman STIKES yang tidak bersedia memberikan transkip nilai kepada mahasiswa yang pindah ke kampus lain. Sehingga waktu mereka kuliah terbuang sia-sia. "Kalau begini kondisinya jangan-jangan nanti lulusan dari sini bidannya ada yang salah kerja. Ini anak-anak kita, jangan nanti dia jadi bidan yang kerjanya salah. Jadi kapan kami bisa bertemu dengan yang bertanggungjawab dalam hal ini pihak Yayasan yang berdomisili di Batam," ujar Novi menegaskan.

 

Sementara Koordinator STIKES Widya, Mona menanggapi bahwa dirinya tidak tahu sama sekali mengenai kepengurusan dan hal tersebut hanya Yayasan yang mengetahui termasuk pendanaan. "Mengenai transkip nilai itu pun di pusat, jadi kami tidak tahu apa-apa. Posisi saya disini sebetulnya dosen yang ditunjuk untuk merangkap sebagai koordinator STIKES. Kemudian memang anak-anak juga sempat demo lalu saya sampaikan, kalau demo disini tidak akan dapat penjelasan, karena pimpinan adanya di Batam, saya hanya ditugaskan. Kalau masalah disini saya tidak banyak tahu tapi saya paham kondisinya. Saya baru empat bulan diberikan tanggungjawab untuk menangani STIKES dalam hal ini sebagai koordinator, tapi sifatnya hanya pengawas saja," kata wanita yang juga merangkap sebagai Kepala SMK Widya ini.

 

Adapun jumlah mahasiswa yang ada saat ini berkisar antara 15 sampai 20 orang dari beberapa jurusan yang dibimbing dengan lima dosen saja. Sedangkan siswa SMK Widya berjumlah 190 orang dengan jumlah guru yang terbatas pula yakni 11 orang. Namun menurut Mona hal tersebut masih dapat diatasi. (Harja)