Unika Atmajaya Gelar Business Sustainability Forum
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya atau yang biasa disingkat menjadi Unika Atma Jaya merayakan Lustrum XI, ulang tahun ke-55. Dalam rangka ulang tahun tersebut, Unika Atma Jaya bekerjasama dengan Indonesia Global Compact Network (IGCN) serta Yayasan Bhumiksara mengadakan Business Sustainability Forum.
Forum ini mengajak sekitar 200 peserta yang berasal dari berbagai institusi untuk berdiskusi terbuka dengan bentuk roundtable membahas mengenai tiga pilar penopang bagi bisnis agar berkembang secara berkelanjutan (business sustainability) yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Acara yang dipandu oleh moderator A. Prasetyantoko, coDekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unika Atma Jaya sekaligus ekonom muda Indonesia ini diselenggarakan pada hari Kamis, 11 Juni 2015, pukul 12.00-17.00 di Gedung Yustinus lantai 15 Unika Atma Jaya. Sebelum acara diskusi, peserta akan diajak untuk mendengarkan berbagai paparan dari para praktisi yaitu A. Tony Prasetiantono (Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gajah Mada Yogyakarta) dan Teddy Rachmat (pemilik dan CEO Triputra Group) tentang economic growth, kemudian Erna Witoelar (Menteri Permukiman dan Pengembangan Wilayah Indonesia (1999–2011), Duta Besar Khusus PBB untuk Millennium Development Goals (MDGs) di Asia-Pasifik (2003–2006)) dan Paulus Bambang (Presiden Direktur PT. Astra International Tbk) tentang environmental accountability, serta Y.W. Junardy (Presiden IGCN) dan Agung Adiprasetyo (CEO Kelompok Kompas Gramedia) tentang social equity.
Pada dasarnya, sebuah bisnis yang mampu bertahan di segala zaman adalah yang mampu menciptakan nilai ekonomi serta berkontribusi terhadap ekosistem yang sehat dan komunitas yang kuat. Maka, Y.W. Junardy, selaku Presiden IGCN menyatakan aktivitas bisnis merupakan salah satu penopang kunci perkembangan peradaban manusia. Namun, keberlanjutan bisnis tersebut akan hanya bersifat sementara apabila tidak dibarengi dengan langkah pelestarian lingkungan hidup dan pemenuhan aspek sosial dan Hak Asasi Manusia (HAM). Untuk mencapai keberlanjutan tersebut, kerjasama lintas pihak seperti perusahaan, lembaga swadaya masyarakat, institusi pendidikan dan pemerintah merupakan hal penting dan mendesak untuk segera direalisasikan.
Sementara Prof. Dr. Ir. M.M. Lanny W. Pandjaitan, M.T. – Rektor Unika Atma Jaya menyatakan Unika Atma Jaya sebagai institusi pendidikan yang relevan dan sustainable dalam mengimplementasikan nilai inti di kehidupan kampus, harus tetap kokoh di dalam gelombang zaman yang dahsyat. Melalui forum ini, Unika Atma Jaya mengajak semua pelaku dan sumber daya yang dimiliki untuk ikut berpartisipasi dalam keberlangsungan perkembangan institusi.
Begitu pula Eddie Cahyono Putro, selaku Ketua Yayasan Bhumiksara menyatakan semoga Yayasan Bhumiksara sebagai sebuah lembaga yang ingin ikut serta membangun bangsa sesuai visi dan misinya tentu tidak dapat lepas dari situasi dan kondisi aktual dimana kepemimpinan dalam bisnis masih memegang peran cukup besar. Karenanya kami secara konsisten mengembangkan nilai-nilai kepemimpinan etis dan otentik termasuk diantaranya anti korupsi.
Akhirnya, acara yang dibalut dengan tema Lustrum XI Atma Jaya “Bertumbuh Bersama Bangsa” ini, mengajak segenap warga Atma Jaya untuk semakin bersyukur, berbagi, dan berkontribusi bagi bangsa. “Forum ini menjadi salah satu sumbangsih kami bagi bangsa, dengan mengajak segenap institusi untuk ikut memikirkan keberlanjutan perkembangan bangsa melalui bisnis yang dijalankan. Hasil dari acara diskusi ini adalah sebuah rumusan dan rekomendasi untuk menciptakan komunitas bisnis yang peduli dengan sustainability,” ungkap Steve Ginting, Ketua Lustrum XI Atma Jaya.