Pilkada Adalah Kompetisi Gagasan
Akhir-akhir ini dinamika politik telah menghangatkan kehidupan warga Manggarai Barat atau Mabar. Hal ini sangat wajar karena tahun 2020, tepatnya 23 September 2020, Mabar menyelenggarakan Pilkada. Dengan begitu, para politisi dan pendukung mereka terus melakukan upaya "merebut" suara calon pemilih dalam berbagai cara.
Mabar sendiri merupakan salah satu kabupaten dari beberapa kabupaten atau kota di NTT yang mengikuti Pilkada Serentak 2020. Hal ini disebabkan karena pasangan pemenang Pilkada 2015 (Drs. Agustinus Ch. Dula dan drh. Maria Geong, P.hD) yang kini berkuasa masa periode pemerintahannya sudah akan berakhir pada Oktober 2020 mendatang.
Kalau kita menelisik berbagai forum diskusi baik formal maupun non formal, termasuk di berbagai group media sosial, kerap kita saksikan perbincangan yang cenderung saling menegasikan atau saling menafikan antar para bakal calon, baik bakal calon Bupati maupun wakil Bupati. Hal ini terutama dilakoni oleh para simpatisan atau pendukung para politisi itu.
Kondisi demikian memang cukup menggelisahkan dan meresahkan kita semua, terutama warga Mabar atau calon pemilih yang kelak turut meramaikan Pilkada melalui kehadiran secara sukarela di berbagai Tempat Pemungutan Suara atau TPS yang ada di tempat mereka masing-masing.
Sebagai warga biasa pun kita seperti belum mendapatkan informasi yang utuh mengenai siapa yang akan kita pilih kelak dalam pertarungan politik lima tahunan ini. Kita kadang hanya mendapatkan informasi nama orang dan foto mereka dalam beragam bentuknya, namun tidak memperoleh informasi tentang visi-misi dan program unggulan para bakal calon pemimpin Mabar itu.
Kondisi semacam ini tentu tak layak dibiarkan berlarut begitu saja. Mesti ada desakan dari kita semua sebagai warga Mabar agar para politisi itu tak sibuk menegasikan dan menafikan sesama politisi. Alangkah ajibnya manakala mereka, para politisi dan pendukungnya, menjadi pencerah sekaligus pencerdas publik atau pemilih yang mungkin saja kelak bakal memilih mereka.
Pilkada Mabar 2020 sejatinya adalah kompetisi ide-ide baik berupa visi-misi dan program unggulan yang mungkin diwujudkan dan mampu dipahami pemilih bahwa penebar atau pembuatnya adalah pasangan yang layak memimpin mereka selama 5 tahun periode berikutnya.
Atas dasar itu, para bakal calon Bupati dan Wakil Bupati serta pendukung mereka alangkah baiknya untuk fokus menebar ide-ide baik tersebut, agar pemilih semakin paham tentang siapa yang pantas mereka dukung dan siapa yang perlu mereka menangkan kelak di bilik suara. Calon pemilih tak boleh lagi dibombardir oleh ujaran-ujaran kebencian, isu-isu picisan dan diskriminasi latar belakang. Karena aksi semacam itu sangat tidak bermutu.
Tua-muda, usungan parpol dan indpeneden adalah tiga klasifikasi yang kerap muncul di Pilkada Mabar dan tentu saja masih sangat relevan dalam Pilkada Mabar 2020. Karena itu pemunculan diksi pasangan tua-muda, misalnya, sangat wajar saja. Bahkan itu lebih relevan agar suasana menjelang Pilkada semakin hangat, asal tetap dalam bingkai keharmonisan dan kedamaian.
Nalarnya sederhana saja. Politisi tua bisa mengambil semangat, kreatifitas dan jejaring dari politisi muda; sementara politisi muda bisa mengambil kebijaksanaan, pengalaman dan nasehat politisi tua. Kolaborasi semacam ini akan menjadi sumber kekuatan yang bisa saja memenangkan kompetisi lima tahunan ini.
Ini tentu masih praduga yang bisa saja salah dan bisa jadi benar. Tapi saya optimis dan percaya bahwa bakal calon yang mampu menggunakan pola ini bakal meraih kemenangan dalam Pilkada Mabar nanti. Tentu lagi-lagi, tetap mengedepankan proses pendidikan politik secara masif kepada masyarakat, bukan menebar kebencian, kemarahan dan caci maki.
Tulisan ini tentu tidak sedang mengajari para politisi dan pendukung mereka. Karena saya bukan siapa-siapa, sekadar warga biasa. Saya hanya berharap agar para politisi dan pendukungnya tetap fokus pada kompetisi politik dengan menebar ide-ide baik berupa visi-misi dan program unggulan yang mungkin diwujudkan kelak bila mendapatkan mandat sebagai pemimpin Mabar 2020-2025 mendatang.
Akhirnya, selamat menyiapakan modal pemenangan secara maksimal dan mari menjelang sekaligus menunaikan kompetisi Pilkada Mabar 2020 secara damai, elegan, santun dan tetap menghormati perbedaan sikap sekaligus pilihan politik. Inilah cara paling sederhana kita dalam mencintai politik. (*)
*)Penulis adalah Penulis buku "Selamat Datang Di Manggarai Barat" dan buku "Mencintai Politik"