Soeryo Respationo Tidak Mungkin Borong Parpol
TANJUNGPINANG - Wacana Soeryo Respationo akan memborong partai politik pada Pilgub Kepri dinilai prematur dan tidak mungkin dilakukan oleh Ketua PDI P Kepulauan Riau itu.
Hal itu seperti diungkapkan Suyito Direktur Inspire Kepri kepada terkininews.com baru-baru ini yang menurutnya, eskalasi politik Pilkada di Kepri juga mulai memperlihatkan trend yang semakin dinamis dengan disertai suhu politik yang mulai naik.
"Hal tersebut khususnya terjadi dalam menghadapi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau. Berbagai fenomena pendapat, asumsi bahkan statement statement politik, juga mulai menghiasi dinding dinding pemberitaan baik oleh media cetak maupun media online yang ada khususnya di Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Baik itu dilontarkan elit politik, pengamat sampai para tim sukses calon tertentu. Namun ironisnya, menempatkan posisi dalam mengeluarkan statement sering tidak proporsional. Apakah berbicara dalam kapasitas sebagai pengamat atau sebagai tim sukses, karena porsi pengamat dengan porsi tim sukses jelas berbeda baik dalam menyikapi dinamika yang terjadi maupun orientasi hal hal yang disampaikan," kata Suyito yang juga kandidat Doktoral UnisZya.
Partai Politik merupakan instrumen demokrasi, sehingga peranannya dalam setiap momentum Pilkada tidak dapat dipisahkan. Karena pentingnya peran partai politik, maka menjadi prasyarat utama dalam pencalonan kepala daerah pada setiap momentum Pilkada. Maka seyogyanya, setiap bakal calon kepala daerah akan berupaya dan berusaha mendapatkan dukungan semaksimal mungkin dari Partai Politik.
Terkait pemberitaan disalah satu media online, dengan judul Soerya Respationo berpeluang borong semua koalisi Partai di Pilkada Kepri. Tentunya asumsi tersebut wajar wajar saja, dalam kapasitas upaya membangun komunikasi politik yang dilakukan pada tataran elit politik. Namun, hal tersebut tidak dapat langsung diartikan bahwa kandidat lainnya sama sekali tidak memiliki peluang untuk maju. Karena dalam politik, definisi peluang bersifat sangat dinamis.
Hal tersebut justru ditanggapi begitu sporadisnya oleh salah satu tim sukses calon tertentu, yaitu Ahars Sulaiman. Ahars mengeluarkan statement yang begitu tendensius tanpa mempertimbangkan etika dalam berpolitik. Bahkan sering mengeluarkan asumsi asumsi politik layaknya sebagai seorang pengamat, padahal posisi beliau berbicara dalam kapasitas sebagai tim sukses calon tertentu.
Suyito mengatakan bahwa, secara Fronstage atau panggung depan publik kontruksi pernyataan Tim Pemenangan Ahars Sulaiman yang menyikapi pemberitaan yang menulis bahwa Soerya Respationo akan berpeluang memborong semua partai politik tidak proporsional dan terlalu berlebihan.
Secara struktural fungsional, peran tim pemenangan itu harusnya mempersiapkan ideologi politik yang diusung oleh calonnya dengan strategi dan taktik yang dirancang untuk memenangkan pertarungan nantinya, bukan berkomentar yang bukan porsinya sebagai tim pemenangan.
Suyito yang kandidat Doktor Malaysia ini menilai Komentar Ahars Sulaiman seperti seorang pengamat politik dan bukan seperti tim pemenangan kandidat. Karena dia menilai pakai asumsi yang belum tentu kebenarannya. Seharusnya kalau memang sebagai pengamat politik juga harus berimbang komentarnya biar kelihatannya netral dan mendidik publik dalam berdemokrasi yang benar tentunya.
"Secara teoritik statement tersebut sangat Hipereality atau realitas pernyataan yang berlebihan dalam simulasi komunikasi politik. Karena secara realitas nyata politik itu sesuatu hal yang lumrah apabila calon kandidat kepala daerah melakukan komunikasi politik kepada semua partai politik, dan tidak bisa di asumsikan akan memborong semua partai. Itulah seni berpolitik dengan membuka komunikasi tentu saja akan terbuka kemungkinan-kemungkinan untuk berkoalisi nantinya, walaupun yang memutuskan tetap Dewan Pimpinan Pusat dari setiap Partai Politik," katanya.
Seharusnya setiap bakal calon kepala daerah memang perlu melakukan komunikasi politik dengan setiap partai politik, untuk mendapatkan dukungan sebagai persyaratan pencalonan. Suyito menilai komentar tim pemenangan tersebut justru menunjukkan ketidakmampuan dalam membangun komunikasi politik. Hal ini yang kemudian, tim hanya disibukkan sebatas memberikan penilaian terhadap upaya komunikasi politik yang dilakukan oleh kandidat lainnya.
"Komunikasi politik yang dilakukan oleh Dr. H. Muhammad Soerya Respationo sebagai salah satu kandidat calon Gubernur, seharusnya menjadi contoh yang baik dalam menciptakan suasana politik yang kondusif, nyaman dan elegan bukan justru sebaliknya," kata Suyito.
Pola seperti itu, menurutnya, hendaknya juga dapat disesuaikan oleh tim sukses yang notabenenya dibentuk untuk menjadi bagian dari pemenangan kandidat. Sehingga kualitas dari tim sukses juga dapat dilihat, bukan hanya sebatas pengerahan masa. Tetapi harus mampu membangun suasana politik yg hangat, penuh persahabatan dalam menciptakan kondusifitas politik dalam menyongsong Pilkada Kepri tahun 2020. Jangan menjadi tim sukses tetapi seolah olah adalah pengamat politik .
"Harusnya masing-masing tim sukses nantinya membangun relasi pengetahuan dan pengalaman kepada public dengan tidak menggiring propaganda dan agitasi politik kepada public dengan asumsi-asumsi yang hiperalitas dan jauh dari kebenarannya. Dan publik juga harus cerdas, dalam menyikapi setiap dinamika maupun statment politik yang mulai berkembang dengan semakin dekatnya pelaksanaan Pilkada tahun 2020," ketusnya.
Masih menurutnya, dia berharap nantinya para kandidat harus mampu memilih dan menempatkan tim sukses yang benar benar mampu membangun komunikasi politik yang sehat dan menciptakan gairah tahun politik yang lebih mendidik dan nyaman.
"Serta yang tidak kalah pentingnya adalah, bagaimana seluruh elemen baik yang terlibat langsung maupun tidak dalam Pilkada lebih berorientasi pada persoalan Kepri kedepan. Bagaimana program program yang dirancang baik oleh kandidat maupun tim sukses, memiliki keberpihakan pada kepentingan masyarakat dan pembangunan di Kepulauan Riau serta dapat merangsang investasi guna menciptakan gairah pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Riau kedepannya," tutupnya.