Analisis BMKG Gempa Pacitan M 4,8 Bisa Terasa sampai Jateng dan Yogya
JAKARTA - Gempa bumi magnitudo (M) 4,8 yang terjadi kemarin di Pacitan, Jawa Timur, bisa terasa sampai Jawa Tengah dan Yogyakarta. Begini analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Diyakini berada di dalam lempeng Indo-Australia, sehingga gempa ini disebut sebagai gempa intraslab. Ground motion atau guncangan yang dipancarkan sangat besar meski magnitudo gempanya relatif kecil," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Rabu (13/10/2021).
"Inilah salah satu karakter gempa intraslab, yang mampu memancarkan guncangan di atas gempa sekelasnya," imbuhnya.
Meski terasa hingga Jateng dan Yogya, gempa M 4,8 di Pacitan tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Mengapa?
"Gempa ini tidak berpotensi tsunami karena magnitudonya relatif kecil untuk menciptakan deformasi dasar laut," ucap Daryono.
Selain itu, menurut Daryono, pusat gempa di Pacitan berdekatan dengan pusat gempa yang terjadi pada 1859. Saat itu, gempa memicu tsunami dan menyebabkan beberapa orang meninggal.
"Hingga pukul 16.00 WIB sore ini (kemarin), hasil monitoring BMKG menunjukkan belum terjadi aktivitas gempa susulan (aftershock)," katanya.
Sebelumnya, gempa M 4,8 di Pacitan terjadi pada pukul 12.00 WIB. Lokasi gempa berada di 8,87 Lintang Selatan, 110,97 Bujur Timur, atau 78 km arah barat daya dari Pacitan.
Pusat gempa M 4,8 itu berada di laut dengan kedalaman 55 km. Gempa tersebut dirasakan dengan skala MMI (Modified Mercalli Intensity) III di Pacitan, Trenggalek, dan Wonogiri. Gempa tersebut juga dirasakan di Gunungkidul, Bantul, dan Yogyakarta dengan skala MMI II.
Skala MMI III artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Sedangkan skala MMI II, getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.***(Detik.com)
(aik/zak)