Berpikir Positif Bukan Biar Kelihatan Kuat, Tapi Biar Nggak Cepat Kalah
OPINI:
Alifha Syafitri Salma
Mahasiswa (Jurnalistik) Politeknik Negeri Jakarta
Saya pernah berada di titik di mana semua terasa berat. Bangun tidur rasanya males, makan pun hambar, dan kepala dipenuhi pikiran “kenapa sih hidup gue gini-gini aja?”. Waktu itu, saya nggak butuh motivasi, saya butuh jalan keluar. Tapi yang saya temukan justru satu hal kecil yang ternyata cukup membantu: mulai mengubah cara saya melihat keadaan. Mulai belajar berpikir positif, meski awalnya setengah hati.
Berpikir positif sering dikira sok-sokan. Seolah-olah itu cuma gaya orang yang hidupnya udah enak. Tapi kenyataannya, justru orang yang hidupnya penuh tantangan lah yang paling butuh itu. Karena tanpa pola pikir yang sehat, masalah sekecil apapun bisa terasa menyesakkan.
Menurut situs Mayo Clinic, orang yang punya cara berpikir positif cenderung lebih tahan banting. Mereka lebih cepat pulih dari stres, lebih sehat, dan lebih punya motivasi untuk terus jalan. Ini bukan sekadar teori. Saya merasakannya sendiri.
Saya bukan orang yang lahir dengan optimisme alami. Tapi sejak saya mulai belajar mengatur pikiran—bukan menolak emosi negatif, tapi mengolahnya—hidup terasa lebih bisa dikendalikan. Kalau dulu gagal langsung merasa bodoh, sekarang lebih ke: “Oke, salah di mana ya? Bisa diperbaiki nggak?”
Barbara Fredrickson, psikolog dari University of North Carolina, pernah bilang bahwa emosi positif itu seperti bahan bakar. Dia memperluas cara kita melihat masalah dan membantu kita mengambil keputusan yang lebih baik. Dan saya percaya itu. Karena saat kita punya harapan, sekecil apa pun, kita masih bisa bergerak.
Berpikir positif juga bukan tentang jadi naif. Kita tetap bisa kritis, tetap realistis, tapi memilih untuk nggak terjebak di lubang negatif yang kita gali sendiri. Misalnya saat dapat kritik dari atasan. Bisa aja kita langsung kesal dan merasa diserang. Tapi kalau mau lihat dari sisi lain: itu tanda masih dianggap mampu, masih dikasih kesempatan untuk berkembang.
Dikutip dari Harvard Health Publishing, salah satu langkah paling sederhana untuk mulai berpikir positif adalah mengganti “aku gagal” jadi “aku lagi belajar”. Kedengarannya klise, tapi dampaknya nyata. Karena pada akhirnya, yang paling sering kita dengar tiap hari adalah suara dari dalam kepala kita sendiri.
Tulisan ini saya buat bukan untuk ngajarin. Saya cuma mau berbagi, bahwa berpikir positif bukan cara untuk kelihatan kuat. Tapi cara biar kita nggak cepat kalah. Karena hidup emang nggak mudah, tapi cara kita memandangnya bisa bikin perjalanan terasa lebih bisa dihadapi.