Sudah Lebih dari 6.500 Siswa Keracunan, Program MBG Jadi Sorotan
NASIONAL - TERKININEWS.COM - Sejak Januari, lebih dari 6.500 siswa mengalami keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang diduga terkait paparan bakteri, virus, dan zat kimia dari makanan yang dikonsumsi.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyebutkan dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR pada 1 Oktober, tercatat 6.517 kasus keracunan hingga akhir September. Rinciannya, 1.307 korban dari wilayah I (Sumatera), 4.207 dari wilayah II (Jawa), dan 1.003 dari wilayah III (Indonesia timur).
Dadan menilai penyebab utama adalah tidak diterapkannya standar operasional prosedur (SOP) MBG dengan baik. Contohnya, pembelian bahan baku seharusnya dilakukan H-2 sebelum pengolahan, tetapi ada yang dilakukan H-4. Selain itu, waktu optimal antara masak hingga distribusi makanan sebaiknya maksimal 4 jam, tetapi kadang hingga 6 jam.
Kasus keracunan terakhir terjadi di Kabupaten Bandung Barat, menimpa 1.315 anak, beberapa di antaranya harus dirawat di rumah sakit karena mual, pusing, sesak napas, dan muntah.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap sejumlah bakteri, virus, dan bahan kimia yang menjadi pemicu keracunan MBG. Bakteri yang sering ditemukan antara lain Salmonella, Escherichia coli, Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, Listeria monocytogenes, Campylobacter jejuni, dan Shigella. Virus pemicu meliputi Norovirus, Rotavirus, dan virus hepatitis A. Zat kimia berbahaya yang terdeteksi antara lain nitrit dan scombrotoxin (histamin).
Pemerintah menegaskan komitmen memperbaiki tata kelola MBG. Langkah yang ditempuh meliputi penutupan sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bermasalah, evaluasi juru masak, peningkatan sanitasi dan pengelolaan limbah, serta koordinasi lintas kementerian dan pemerintah daerah. Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) kini wajib dimiliki untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, menurut Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan.