Merugi Karena Waktu (Sebuah Refleksi Tahun Baru Islam 1431 Hijriah dan Tahun Baru Masehi 2010)
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-Ashr; (103):1-3).
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-Ashr; (103):1-3).
Tiga penggal ayat Alquran di atas telah menyindir kita semua bahwa kita adalah orang-orang yang lalai dalam menggunakan dan mengelola waktu. Terkait dengan hal ini, Rasulullah SAW pernah bersabda tentang masalah bagaimana dan hal-hal apa saja yang telah digunakan oleh kita dalam menggunakan waktu. Pertama, tentang apa yang telah kita lakukan dengan nikmat umur atau usia. Kedua, tentang masa muda. Digunakan untuk apa saja masa muda selama ini apakah digunakan untuk foya-foya atau hal-hal yang memang tidak memiliki manfaat sama sekali.
Ketiga, soal harta. Bagaimana upaya kita dalam menggunakan waktu untuk mencari rezeki menambah kas-kas harta kita. Keempat, tentang ilmu. Bagaimana kita menggunakan waktu untuk memperoleh dan menambah wawasan keilmuan kita. Subhanallah, maha suci Allah, luar biasa begitulah berharganya waktu hingga Allah SWT begitu ketat pengawasannya dan begitu ketat pula menanyakan waktu yang telah kita gunakan.
Melalui momentum peringatan tahun baru Hijriah 1431 pada Jumat (18/12) atau 1 Muharam 1431 Hijriah dan menjelang tahun baru masehi 1 Januari 2010 tak ada salahnya kita mengkaji soal waktu agar kita mudah untuk merefleksikan dua momentum ini menjadi sebuah perubahan baru bagi pribadi umat.
Sudah tentu dan lumrah, menghadapi tahun yang baru kita menginginkan perubahan yang lebih baik daripada tahun sebelumnya.
Marilah kita merefleksi ulang dan mengkalkulasi waktu yang selama ini kita gunakan. Kita ambil patokan, anggaplah manusia itu meninggal dunia pada usia 50 tahun.
Selama 50 tahun ini pula marilah kita hitung secara matematisnya berapa banyak waktu yang kita luangkan untuk beraktifitas sehari-hari, refreshing, istirahat dan ibadah. Survei membuktikan waktu beraktifitas kita itu sebanyak 12 jam entah itu yang bekerja, bercinta, kuliah dan lain sebagainya.
Jika dihitung-hitung dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai aktivitas: 18250 hari x12 jam= 219000 jam = 25 tahun. Artinya separuh usia kita dihabiskan untuk beraktifitas. Itu yang pertama. Kedua, berapa waktu yang kita habiskan untuk rileks atau santai seperti nonton tv, ngobrol-ngobrol dan bahkan ada yang melamun itu ternyata memakan waktu 4 jam. Jika dikalkulasikan waktu yang dipakai rileksasi 18250 hari x 4 jam= 73000 jam = 8 tahun.
Ditambah dengan waktu beraktifitas di atas sudah 33 tahun waktu yang kita habiskan. Nah, ini belum kita tambah dengan waktu tidur. Inilah persoalan yang ketiga.
Rata-rata manusia menghabiskan waktu tidurnnya 8 jam per hari. Jika kita kalkulasikan waktu yang habis dipakai tidur 18250 hari x 8 jam= 146000 jam=16 tahun 7 bulan. Mari kita sepakat dan kita bulatkan waktu yang kita gunakan untuk istirahat adalah 17 jam. Dengan demikian, jika waktu istirahat itu kita tambahkan dengan waktu rileksasi dan aktifitas bulatlah dia menjadi 50 tahun.
Melupakan Ibadah
Hal diatas harus segera kita sadari ternyata nyaris tidak ada waktu yang kita luangkan untuk ibadah. Padahal Allah SWT telah menjelaskan bahwa hidup ini adalah untuk menghamba hanya kepada-Nya.