Menggagas Menara Pandang di Tanjungpinang

Diterbitkan oleh pada Ahad, 12 April 2015 14:06 WIB dengan kategori Opini dan sudah 1.734 kali ditampilkan

Gedung bisa membuat satu negara terkenal. Mungkin, rata-rata masyarakat dunia pasti tahu menara Eiffel ada di Prancis. Gedung WTC yang hancur itu ada di Amerika Serikat. Malaysia dengan Gedung Kembar Petronas dan Jakarta dengan Monas.

 

Rahma SIPg

Lalu Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah dengan idenya membangun menara pandang di kawasan wisata taman budaya senggarang. Ide yang tidak terpikirkan selama ini.

Ini ide bagus yang akan memberi perubahan di Kota Tanjungpinang.
Mari kita lihat artis Indonesia, Syahrini yang mengunduh video dan foto-fotonya di akun miliknya saat liburan ke Perancis. Syahrini berpose di depan menara Eiffel.

Tak diberitahu pun dia liburan kemana, namun yang melihat menara itu, orang sudah pasti tahu kalau Syahrini liburan di Prancis. Bukan Syahrini nya yang membuat Eiffel terkenal, namun karena Eiffel lah yang terkenal hingga dikunjungi artis kita.

Bukan hanya Syahrini saja yang liburan ke sana. Mungkin artis berbagai belahan dunia pasti datang ke sana. Bayangkan berapa banyak uang yang dihabiskan sekali liburan ke sana, pasti membuat pemasukan negara itu bertambah.

Nah, bagaimana dengan menara pandang Tanjungpinang? Bagaimana jika Syahrini datang ke Tanjungpinang dan terekspos dimana-mana, bukankah ini akan mendatangkan in come bagi daerah kita ini.

Saya menilai, ini ide sangat pantas untuk didukung bersama. Jika menara pandang ini sudah jadi, bisa kita bayangkan berapa banyak yang akan datang ke daerah kita ini.

Ide ini perlu. Ide ini harus cepat direalisasikan. Sebab, bagaimana jika daerah lain melakukan hal yang sama. Bisa tak jadi dibangun menara pandang kita.

Ini sektor pariwisata. Ini akan menghidupkan semua sektor mulai sektor transportasi, restoran, hotel, taksi, ojek, penjual suvenir, penjual otak-otak, penjual bakso, penjual martabak dan sektor lainnya.
Mengapa demikian? Jika pengunjung datang dari batam, tentu mereka naik feri. Kemudian naik taksi atau angkot ke lokasi menara. Tentu mereka butuh makan, minum hingga membeli suvenir dan makanan khas Kota Tanjungpinang.

Semakin ramai yang berkunjung ke lokasi menara, semakin cepat berkembang semua sektor. Usaha oleh oleh Tanjungpinang juga akan bergerak cepat membuat kreasi baru.

Akan banyak penjual suvenir seperti kaos dengan gambar menara pandang. Kaus seperti ini akan laris manis. Sebab, itu akan menjadi kenangan tersendiri bagi pengunjung.

Di lokasi itu, tentu akan muncul suatu kekuatan ekonomi baru. Masyarakat setempat bisa berjualan di sana apakah itu makanan, buah, suvenir, oleh oleh khas tanjungpinang, otak otak, bakso, sate, ojek dan semua yg dijual akan laku.

Daerah ini pun akan ramai saban hari. Sebab, pengunjung dari mana-mana akan datang setiap hari ke sana. Dengan demikian, maka tidak diminta pun, angkot akan masuk ke sana.

Dengan begitu, sudah pasti ekonomi makin meningkat, harga tanah makin mahal dan akan banyak pembangunan demi pembangunan di sana. Penduduk pun semakin padat dan senggarag pun akan menjadi kota baru (new city).

Ini manfaat yang akan dirasakan langsung masyarakat dan pelaku usaha kecil menengah. Selain itu, pemerintah juga akan dapat bagian. Sebab, untuk naik ke atas menara harus dipungut retribusi bisa lewat Peraturan Daerah (Perda) atau Peraturan Wali Kota (Perwako).

Dengan retribusi itu, maka Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tanjungpinang akan bertambah.
Ide ini cukup brilian. Sebab, jika memang jadi dibangun dan mendatangkan PAD, maka pemikiran ini sangat tepat untuk Tanjungpinang yang wilayahnya memang tidak luas serta tidak memiliki banyak kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) ini.

Menara pandang akan menjadi ikon baru kota ini. Ikon yang mengangkat nama besar Tanjungpinang. Menara pandang akan menjadikan kota ini terkenal dimana mana.

Sama seperti menara Eiffel, WTC dan Petronas serta gedung pencakar langit dunia lainnya, gedung dan menara ini begitu cepatnya membuat semua kota dan negara ini terkenal.

Contohnya, ketika kita mengetik kata menara di mbah Google, maka yang muncul adalah gedung-gedung tinggi tersebut.Ketika menara pandang Tanjungpinang sudah jadi, foto fotonya akan masuk internet. Tentu nama atau gambar menara Pandang Tanjungpinang akan muncul juga.

Ini akan mencuri perhatian mereka. Ini akan membuat mereka penasaran dan berniat datang ke Tanjungpinang. Lama kelamaan, Tanjungpinang akan semakin ramai dikunjungi.

Saat seperti itulah semua objek wisata di Tanjungpinang akan hidup. Sebab, pengunjung ini akan menyelam sambil minum air. Pengunjung selain mau naik ke menara pandang, mereka juga akan pergi ke Pulau Penyengat, Kota Rebah dan lainnya.

Selain itu, menara pandang ini akan mengurangi ketergantungan masyarakat Tanjungpinang mencari tempat hiburan ke batam. Setiap hari terutama di akhir pekan, ribuan warga Tannjungpinang selalu liburan ke batam.

Sebagian mungkin karena kerja, urusan bisnis, urusan keluarga dan lainnya. Namun, sebagian besar mereka mencari hiburan dan belanja sekaligus menghilangkan rasa jenuh.

Menara pandang ini akan menjadi tempat baru bagi warga Tanjungpinang untuk mendapatkan tempat hiburan yang baru. Dengan demikian, uang Tanjungpinang tidak hanya habis di batam, tapi tetap tinggal di Tanjungpinang.

Untuk melengkapi sarana dan prasarana di lokasi menara pandang, maka sebaiknya dipikirkan juga kegiatan apa lagi yang bisa dilakukan di sana. Sehingga pengunjung sekaligus menikmati banyak agenda agenda yang dipersiapkan pengelola.

Terkait pengelolaannya ke depan, harus didudukkan bersama. Sehingga sistemnya berjalan dengan baik. Masyarakat setempat harus diberdayakan juga.

Dengan demikian, acara yang disiapkan nanti bisa lancar. Misalnya, selain menyediakan museum mini di bawah menara, perlu juga disiapkan acara lain seperti hiburan rakyat, penampilan beragam tarian budaya daerah.

Sebab, di sana sudah dibangun beberapa rumah adat. Tentu kita harus tunjukkan rumah adat itu memiliki fungsi. Bukan sekedar pajangan saja, namun melatih kawula muda menari sesuai daerah asal masing-masing. Inilah peran kita menjaga peradaban budaya nusantara ini.

Kembali ke menara pandang tadi, perlu dipersiapkan di sekitar lokasi itu kawasan wisata alami. Misalnya kawasan wisata agro, kawasan wisata mangrove dan kawasan wisata hutan atau diadakan Tour de Senggarang.

Agar ini terealisasi, perlu kerja keras semua pihak. Pemerintah dan DPRD Kota Tanjungpinang perlu membahas ini. Perlu kita perhatikan dari banyak sisi. Sebab, sekali kita bangun menara ini, maka inilah hadiah untuk anak cucu hingga beberapa generasi ke depan.

APBD kita memang tak mencukupi, mari kita perjuangkan sama sama ke pusat atau minta bantuan Pemprov juga. Yang jelas, ide ini membutuhkan kerja keras. Sekali kita berencana, mari berbuat untuk kota ini. Mari berbuat untuk anak cucu kita. ***


*Anggota DPRD Tanjungpinang