Kadisdik Sebut Literasi Aceh Milik IGI
ACEH, -- Rapat koordinasi wilayah (Rakor) IGI baru saja berakhir Senin, (30/7/2018) di Hotel Regina Banda Aceh yang diikuti oleh perwakilan 23 dari 23 kabupaten/kota di Aceh dan berlangsung selama 3 hari.
Pada mei 2016 lalu, saya menyusuri Aceh bagian timur dari Banda Aceh, Aceh Besar, Bireuen, Pidie, Pidie Jaya, Lhouksemawe, Aceh Utara dan berakhir di Idi Rayek Aceh Timur, dan mendarat di Sultan Iskandar Muda Aceh, tapi terbang di Kuala Namu Sumut.
Pagi, siang dan sore saya berceramah dihadapan guru-guru Aceh berupaya mengubah mindset berpikir guru bahwa guru Indonesia hanya bisa lebih baik jika guru itu sendiri yang mengubahnya. Tandas Ketum IGI Pusat.
Organisasi guru kini bukanlah milik guru karena dipimpin dikelola dan dikangkangi oleh mereka yang bukan guru, dimana IGI hadir untuk membangun kesadaran kolektif bahwa guru harus melakuan sendiri berbagai upaya untuk mengembangkan kompetensinya.
Lanjut Ramli Rahim ungkap bahwa 71 tahun Indonesia merdeka, pemerintah belum mampu meningkatkan kompetensi guru secara maksimal sehinggga guru harus mampu membangun dirinya sendiri. Kata Ketum IGI Pusat.
Alhamdulillah dua tahun setelahnya kesadaran kolektif itu mulai terlihat, guru-guru terutama yang tergabung di IGI terus berupaya mengembangkan sendiri kemampuan mereka.
"IGI di Provinsi Aceh yang awalnya hanya Aceh Timur yang aktif kita telah hadir di seluruh kabupaten kota di Aceh." terang Muhammad Ramli Rahim Ketua Umum Pengurus Pusat IGI.
Apreseasi pun bermunculan salah satunya ketika Syaridin, M.Pd., Kadis Pendidikan Provinsi Aceh dalam sambutannya menyatakan “Literasi Aceh ini milik IGI, IGI telah bergerak mendorong literasi di Aceh dan bukan cuma membaca tapi telah mampu melahirkan buku, jika organisasi lain juga ingin mengembangkan literasi, silahkan tapi saya harus sampaikan bahwa literasi Aceh itu sudah jadi hak patennya IGI”
Pengakuan ini adalah apreseasi luar biasa atas segala kerja keras kawan-kawan IGI di Aceh yang terus bergerak meningkatkan kompetensi guru di Aceh. Bahkan di Aceh Timur, hampir seluruh guru di Aceh Timur telah menjadi anggota IGI dan menjadikan IGI Aceh Timur memiliki anggota lebih dari 1000 orang.
Satria Dharma, Bapak Literasi Indonesia yang juga Ketua Umum IGI yang pertama hadir dan memberikan materi di Rakorwil inipun menyempatkan diri memberikan strategi mengembangan literasi langsung ke sekolah.
Dalam paparan Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, memaparkan secara runut bagaimana strategi dan prosesnya IGI mampu melahirkan ratusan pelatih dengan 86 jenis pelatihan yang hampir setiap minggu dilatihkan dibanyak tempat di Indonesia.
Jika guru-guru begitu tertarik dengan berbagai pelatihan IGI bahkan rela merogoh kocek untuk konsumsi sendiri saat pelatihan berarti ada sesuatu yang luar biasa dalam pelatihan-pelatihan IGI. Setelah itu, saya menantang IGI Wilayah Aceh untuk membuat gerakan SAGUSAKU MENEMUBALING secara marathon di 23 kabupaten/kota di Aceh.
"Setelah itu melanjutkan berbagai jenis pelatihan baik berbasis IT maupun non IT untuk menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa." Kata dia.
IGI Aceh mengalami resuffel kepengurusan dimana Ketua IGI Wilayah tetap dipimpin Imran namun sekertaria wilayah kini dipegang Fitriadi. Fitriadi Mahmud sebelumnya sukses memimpin IGI Aceh Timur.
Akhir kata ucapan terima kasih atas apresiasi pemerintah daerah terhadap IGI dan teruslah bergerak kawan-kawan IGI di seluruh Aceh.(*/)