Pemkab Tegal Bentuk Tiga Desa Tangguh Bencana
TEGAL – Pemerintah Kabupaten Tegal melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal membentuk tiga desa tangguh bencana (Destana). Kegiatan pembinaan dan pembentukan Destana ini resmi dibuka Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono di Gedung Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, Slawi, Senin (21/08/2023).
Adapun tiga Destana yang dibentuk ini meliputi Desa Kalisapu Kecamatan Slawi, Desa Capar Kecamatan Bumijawa dan Desa Danawarih Kecamatan Balapulang.
Lewat sambutannya, Joko menuturkan jika ketiga desa ini merupakan pionir Destana di Kabupaten Tegal. Ia pun mengatakan jika pihaknya siap mengawal program ini sampai semua desa di Kabupaten Tegal membentuk Destana.
“Saya siap mengawal program ini dan jangan lupa untuk amati, tiru dan modifikasi dari daerah lain yang sudah berhasil menjalankan programnya menanggulangi bencana secara komprehensif,” ujarnya.
Lebih lanjut, Joko meminta kepala desa menyiapkan alokasi anggarannya untuk penanggulangan bencana. Sebab bencana tahunan yang kerap terjadi harus terus diwaspadai sebagai bencana berulang.
“Setiap desa perlu menjalankan program ini dan perlu adanya perencanaan yang matang karena ini menyangkut keselamatan manusia, terlebih kita harus paham dan tahu bencana yang berulang setiap tahunnya dan sudah ada tanda-tandanya seperti musim penghujan yang bisa disertai angin puting beliung, bencana tanah longsor maupun banjir,” pungkasnya.
Senada dengan Joko, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tegal Elliya Hidayah mengatakan hampir setiap tahun ada kejadian bencana di Kabupaten Tegal seperti banjir, tanah longsor, angin putting beliung, gelombang pasang dan abrasi, kebakaran hutan dan lahan, erupsi gunung berapi dan lain sebagainya yang mengancam keselamatan warga, dari mulai yang risiko rendah, sedang hingga tinggi.
Namun demikian, ia menyampaikan jika Pemkab Tegal melalui BPBD Kabupaten Tegal secara bertahap telah melaksanakan program pembinaan dan pembentukan Destana. Harapannya, masyarakat akan memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dengan kejadian bencana dan bisa segera pulih jika terdampak kejadian bencana.
Implementasi program Destana bertujuan antara lain melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana dari dampak yang merugikan, selain meningkatkan meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dan peran serta masyarakat, khususnya pada kelompok rentan dalam pengelolaan sumber daya untuk mengurangi risiko bencana.
“Untuk membentuk program ini harus didukung swadaya masing-masing desa maupun kelurahan. Saya berharap dengan support anggaran dari desa akan ada progres yang lebih baik,” ujarnya.