Jembatan Rasa dan Ekonomi, Peran Food Vlogger Mengubah Pemandangan Kuliner Batam
Laela Katertina
Mahasiswa Manajemen Bisnis Syariah STEBI Batam
Di era digital yang semakin maju ini, peran food vlogger dalam dunia kuliner tidak hanya sekadar menyebarluaskan ulasan tentang makanan. Mereka telah menjadi agen transformasi signifikan yang menghubungkan antara konsumen, pelaku usaha, dan perekonomian lokal, terutama di kota Batam. Fenomena ini tidak hanya menarik minat anak muda, tetapi juga melibatkan berbagai kalangan usia dalam mengeksplorasi dan membagikan pengalaman kuliner mereka.
Food vlogger tidak hanya mengulas makanan atau mempromosikan produk, tetapi juga aktif dalam mengembangkan konten beragam seperti resep makanan, tips kesehatan terkait makanan, serta berbagai kegiatan promosi dan bazar kuliner. Di Batam, misalnya, peran food vlogger telah membawa dampak positif yang signifikan bagi ekonomi lokal, terutama bagi sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
Salah satu contoh nyata adalah inisiatif dari akun Instagram @batamliciouz dan @bigguytravels. Mereka tidak hanya membuat ulasan atau promosi, tetapi juga mengorganisir bazar kuliner secara berkala. Batamliciouz Bazaar, yang sudah mencapai volume ke-13, serta Bazar Bigfood Festival Vol. 2 yang sedang berlangsung di Pollux Habibie Mall, Batam Centre, merupakan bukti konkret bagaimana kolaborasi antara food vlogger dengan UMKM dapat menggerakkan perekonomian lokal.
Dalam setiap event yang mereka selenggarakan, puluhan hingga ratusan tenant UMKM berkesempatan untuk memperluas jangkauan pasar mereka. Ini bukan hanya tentang mempromosikan produk mereka, tetapi juga membangun kemitraan yang berkelanjutan dengan konsumen potensial. Melalui event-event ini, UMKM lokal memiliki kesempatan untuk meningkatkan visibilitas dan penjualan mereka, yang pada gilirannya memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi daerah.
Dampak ekonomi yang ditimbulkan tidak bisa diabaikan. Konsumsi masyarakat Batam terhadap makanan, dari yang ringan hingga berat, mencerminkan daya beli yang cukup tinggi. Ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan UMKM, di mana mereka dapat berkembang dan berinovasi dalam menawarkan produk-produk kuliner yang unik dan menarik.
Namun demikian, keberhasilan tidak tercapai tanpa tantangan. Meskipun food vlogger telah membawa manfaat yang signifikan, masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki. Salah satunya adalah meningkatkan koordinasi antara pemerintah daerah, food vlogger, dan UMKM untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas dari setiap kegiatan promosi dan bazar yang diselenggarakan. Langkah ini penting untuk memastikan bahwa setiap event tidak hanya berjalan lancar, tetapi juga memberikan dampak yang maksimal bagi perekonomian lokal.
Peningkatan infrastruktur dan fasilitas pendukung juga merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Dukungan dari pemerintah dalam bentuk insentif, pelatihan, dan bantuan teknis dapat membantu UMKM untuk berkembang lebih baik lagi. Ini termasuk dalam hal peningkatan standar sanitasi, pengelolaan limbah, dan pendidikan untuk pemilik usaha dalam hal pemasaran dan manajemen bisnis.
Selain itu, perlu adanya kampanye yang lebih luas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mendukung UMKM lokal. Mengajak konsumen untuk memilih produk lokal tidak hanya membangun kebanggaan lokalisme, tetapi juga memberikan kontribusi langsung dalam meningkatkan kesejahteraan komunitas setempat.
Sebagai kesimpulan, peran food vlogger di Batam tidak hanya tentang membuat konten yang menarik atau populer di media sosial. Mereka telah menjadi motor penggerak penting dalam ekonomi lokal, membawa dampak yang nyata bagi UMKM dan masyarakat Batam secara keseluruhan. Dengan kolaborasi yang lebih erat antara semua pihak terkait dan dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah dan masyarakat, potensi pertumbuhan ekonomi melalui sektor kuliner di Batam dapat terus dikembangkan dengan lebih baik di masa depan.