Harga Saham Alfamart Tertekan, Analis Evaluasi Dampak Tekanan Biaya Operasional

Diterbitkan oleh Redaksi pada Kamis, 27 Februari 2025 09:26 WIB dengan kategori Bisnis Headline dan sudah 473 kali ditampilkan

JAKARTA  – Harga saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) mengalami tekanan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Berdasarkan catatan Mirae Asset Sekuritas Indonesia, saham AMRT mengalami penurunan sebesar 19% dalam periode 13-19 Februari 2024. Pelemahan ini diduga dipicu oleh paparan kinerja keuangan Unilever Indonesia (UNVR) yang mengindikasikan pertumbuhan industri FMCG hanya sekitar 1% pada kuartal IV-2023, sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek industri ritel kebutuhan pokok.

Meskipun mengalami tekanan jual, manajemen Alfamart diyakini telah memberikan kejelasan mengenai pertumbuhan Same Store Sales Growth (SSSG) yang tetap tangguh pada kuartal IV-2023 dan masih sejalan dengan ekspektasi tahun fiskal 2024. Hal ini menunjukkan bahwa fundamental perusahaan tetap kokoh meskipun sektor FMCG mengalami perlambatan.

Namun demikian, beberapa tantangan masih membayangi, terutama peningkatan beban operasional akibat ekspansi pusat distribusi (DC) baru yang dapat menekan margin keuntungan. Meskipun ekspansi jaringan mendukung pertumbuhan jangka panjang, profitabilitas jangka pendek tetap menjadi perhatian investor. Faktor ini turut berkontribusi terhadap penurunan harga saham yang berlanjut hingga 13% pada perdagangan terakhir.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia mempertimbangkan untuk meninjau kembali target harga saham AMRT yang sebelumnya ditetapkan di level Rp3.500 per lembar. Revisi ini akan memperhitungkan dampak dari peningkatan biaya operasional serta menyesuaikan proyeksi pertumbuhan laba per saham (EPS). Selain itu, analis juga mempertimbangkan tambahan pembukaan pusat distribusi serta potensi perlambatan konsumsi pada 2025 akibat tantangan ekonomi makro.