Krisis BBM di Karimun Terus Terjadi
KARIMUN - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium terus terjadi di Kabuaten Karimun. Antrean pembeli menggunkan sepada motor dan mobil terjadi sepanjang hari di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Persoalan krisis BBM di Karimun dinilai tidak hanya atas campur tangan masyarakat biasa, melainkan ada dalang atau bos besar yang sampai saat ini bebas berkeliaran mencoleng minyak subsidi pada satu-satunya SPBU di Kabupaten Karimun. Demikian dikatakan Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Karimun, Amirullah.
Akibat menumpuknya para pembeli SPBU di Karimun yang hanya satu stasiun saja, pengguna kendaraan harus menganteri hingga berjam-jam.
"Jadi kemana larinya? Makanya sekarang kami mempertanyakan siapa yang mengawasi yang di pangkalan, siapa yang mengawasi dari Pertamina ke Karimun atau yang mengawasi di laut itu siapa? Kalau kita tanyakan kepada pemerintah atau Perusda mereka hanya menyalahkan sepeda motor bertanki besar. Kapasitasnya cuma berapa liter saja yang diambil," ungkap Amirullah dengan nada mempertanyakan.
Hal itu disampaikannya dengan alasan bahwa, mana mungkin kuota 300 ton langsung habis dalam jangka waktu dua hari. Jika misalnya semuanya pengendara roda dua melansir jumlah BBM tersebut tidak akan habis dalam jangka dua hari yang dicampur dengan pemakaian oleh masyarakat.
"Kami dari Organda punya data, armada kami sekian kemudian masyarakat umum sekian banyak. Kami sudah tahu berapa puluh ribu kendaraan yang menggunakan BBM dan jalan di Pulau Karimun ini pun cuma berapa kilometer saja tapi kok tidak cukup," terangnya.
Ditanya dugaan dari Organda kemana minyak tersebut merembes? Amirullah mengaku akan bersama-sama mencari tahu kemana minyak subsidi untuk masyarakat diselewengkan.
"Kami telah mengusulkan pengawasan namun ditolak. Padahal tidak ada yang menjamin ketika dilaut, kemudian aktifitas bongkar dari pangkalan masuk ke tanki dan disalurkan ke SPBU yang hal itu pun tidak dilakukan pengawasan," katanya.