Dirut PD Terminal Makassar Metro Sebut Saat ini Mengalami Defisit Anggaran Terparah
MAKASSAR - Perusahaan Daerah (PD) Terminal Makassar Metro menyebut saat ini PD Terminal alami defisit anggaran terparah.
Hal ini disampaikan langsung Direktur Utama PD Terminal Makassar Meto Arsony bahwa saat ini anggaran yang bisa diraup pihaknya perhari hanya sebesar Rp1 juta rupiah dari semua aset yang ada.
Padahal saat ini menjadi momen-momen emas berbagai perusahaan dalam meraup untung karena mendekati bulan suci Ramadan.
"Jadi dia lesu malah tidak ada penumpang, tidak ada bus yang masuk, ini malah kemarin kita mencatat ini sudah dua tiga bus saja yang masuk," ucap Arsony.
Hal ini diakuinya sudah berlangsung sejak dua minggu terakhir, Arsony menjelaskan bahwa pendapatan PD Terminal memang tergolong kecil dibandingkan dengan PD lainnya, namun sejak beberapa kebijakan mulai diterapkan, pendapatan tersebut kian parah.
PD Terminal biasanya meraup untung paling mentok sebanyak Rp6 juta sampai Rp7 juta per harinya, kini penurunan tersebut cukup parah bahkan diakuinya tak pernah sebelumnya separah ini.
"Saya waktu masuk ke PD Terminal itu optimisme saya tinggi, kemudian saat terpapar isu Corona ini, itu Rp3 juta drop dari angka Rp7 juta dan Rp6 juta sampai nadir paling akut sekali itu karena tidak satupun bus yang masuk itu kita hanya menunjuk angka Rp1 juta, itu sangat tragis" katanya.
Arsony melihat penurunan tersebut diduganya karena para pemilik perusahaan cukup terpengaruh dengan kebijakan pemerintah tentang pembatasan keberangkatan dan Phisical Distancing.
"Karena mungkin juga larangan pemerintah itu mungkin juga dipatahui oleh PO, sehingga kemudian PO tidak melakukan pemberangkatan," ujarnya.
Dirinya juga belum bisa menhabarkan kemungkinan dalam memasuki bulan suci ramadan, pasalnya hal ini kata Arsony tergantung dari kebijakan pemerintah sendiri.
Kebijakan untuk tidak mudik dinilainya menjadi persoalan ganda dimana satu sisi dapat mengurangi pemyebaran, namun di saru sisi dapat mematikan perusahaan sendiri.
"Jadi kalau optimisme kita sampai di Ramadan kemudian dia tidak ini (situasi membaik) sebenarnya sangat tergantung dari ketegasan pemerintah gitu, otomatiskan masyarakat yang patuh kemungkinan dia tidak bepergian, otomatiskan tidak ada gitu," ucap Arsony. (Ahong/*)