Gaduh Gaduh Rencana Penonaktifan RT/RW, Kekecewaan Kader Nasdem
MAKASSAR -- Resetting atau penonaktifan RT/RW di kota Makassar terus bergulir bahkan nyaris publik di Makassar seolah kembali disuguhi sesuatu yaitu “Kegaduhan Politik” bagaimana tidak jika dalam memutuskan nasib dan hak Ketua RT, RW, LPM bahkan Lurah dianggap tidak mendukung program Makassar Recovery.
Meski diketahui sebelumnya bahwa melalui kebijakan Walikota Makassar, Ir. Moh. Mohammad Ramdhan Pomanto dengan rencana akan melakukan penonaktifkan Ketua RT/RW ternyata mendapat riak penolakan yang didukung tujuh fraksi di DPRD kota Makassar.
Luar biasa bahkan tercatat dalam agenda rapat hal tersebut di teken oleh tujuh fraksi, diantaranya Partai Demokrat, Partai PDIP, Golkar, PPP, PAN, PKS, dan Nurani Indonesia Bangkit (NIB) yang sudah melakukan penandatanganan dan pernyataan sikap penolakan terkait penonaktifan RT/RW.
Meski belakangan diketahui bahwa beberapa fraksi kemudian menganulir penolakan tersebut. Sementara partai pendukung Walikota Makassar terpilih yakni NasDem dan Gerindra belum mengambil sikap atas rencana penonaktifan RT/RW Makassar.
Bahkan miris lantaran belum adanya sikap dari partai NasDem membuat salah satu kader yang ada di Bontoala kelurahan Bontoala Tua memilih untuk mengundurkan diri dari partai besutan Surya Paloh tersebut.
"Saya kecewa dengan sikap NasDem yang tidak memihak kepada rakyat terkhusus kepada RT/RW yang akan di non aktifkan, padahal kita tahu sendiri NasDem adalah partai pendukung Walikota Makassar terpilih", ungkap Hendra kepada media,
Menurutnya Hendra Kamis malam (22/4/21) bahwa seharusnya NasDem bisa memberikan pandangan kepada Walikota Makassar atas kebijakan dan rencana akan menonaktifkan RT/RW namun tidak dilakukan bahkan cenderung diam. Paparnya
"Oleh sikap NasDem tersebut saya sebagai kader NasDem di kecamatan Bontoala memilih keluar dari partai ini dan menyerahkan KTA saya ke kantor NasDem ", pungkas Hendra. (*)